Titik Hitam
Dikala terang kau kemari
Dikala suram kau pergi
Hujan badai tak kau rasakan
Apa mungkin aku terlena
Terlena oleh perhatian kecilmu
Ataukan aku terlalu berlebihan dalam mengrtikan itu
Samudra hilang menepis badaj
Nyawa patung pun kau nasehati
Sungguh kejam hasratmu
Hasrat untuk menusukku
Apa kau tak mengerti kejernihan itu
Tak mengerti cahaya terang di senja malam
Tak melihat sosok cerah wajah menyelimutiku
Saat senyum manismu menaburkan benih benih cinta
Senyum terindah yang pernah aku lihat
Kasih mengapa semua ini terlalu dalam aku rasakan
Ataukah aku terngiang dalam satu hempasan
Terhempas dalam nyanyian sahdu
Aku mengerti aku tak seindah burung nuri
Tak sempurna bagai bumi
Tak selayak profesor abraham
Tapi aku punya satu titik cinta yang tak tertanding
Kasih, sayang, terpadu dalam satu kata cinta
Ataukah kesalahanku begitu agung untukmu
Aku yang terlalu berharap waktu senja
Jika hati tak menerima kenyataan ini
Buanglah namaku di ujung jalan
Agar kau tak dapat mengingatku
Lupakan itu
Terlalu banyak debu, asap yang akan membawa namaku pergi
Tak usah hiraukan namaku
Nama itu akan mengenang setiap kepahitan dalam hidupku
Komentar
Posting Komentar