(Sing ora di deleh i dalam kurung ora di waca narator. Tp
diperagakan).
(Siang
itu Mega merasa mual dan terasa tidak enak badan. Segeralah Mega meminta
sahabatnya (Tata) untuk menemaninya ke Rumah praktik bidan Sri Wijayani).
Saat itu Mega
dan Tata sedang menunggu panggilan
Asisten
: Mega Fitryana (memanggil pasien)
Mega : iya mbak saya (masuk ruang bidan bersama
Tata lalu duduk di depan meja
bidan)
Mega : bu bidan, saya mual dan terasa pusing.
(sambil memegang perut dan kepalanya)
Bu
bidan : silahkan nak berbaringlah (menunjuk sebuah tempat pemeriksaan)
Bidan memeriksa
Mega lalu merasa keheran-heran akan hasil jalan fikirnya.
Mega :
lho ini buat apa bu? Di isi feses ya?
Tata :
pea lu. Ini buat isi urin kamu (menyenggol Mega)
Bidan : iya dek, silahkan botol itu
isi dengan urinmu.
Mega :
baik bu, ayok ta,temenin ke kamar mandi
Mega dan Tata
menuju kamar mandi
Mega :
(tiba tiba memeluk Tata) ta, aku takut
Tata :
lho gak usah takut, ini bukan diare ataupun kanker ataupun tumor ataupun...
Mega : stoppp ! (memotong pembicaraan Tata yang
sangat cerewet) aku takut hamil ta ! (memandang mata Tata)
Tata : (mendorong badan Mega) hahhh ngomong apa
lu?
Mega : iya ta, aku takut (matanya memerah)
Tata : udah yang positif aja kita baru semester
satu,masa iya hamil sama setan si. Buruan lu
kencing sono
Mega masuk ke
kamar mandi dan mengisi botol kecil dengan urin hangatnya lalu keluar dari
kamar mandi
Tata : gila tuh urin orang apa urin kebo segitu
banyaknya (meledek Mega agar tenang)
Mega : eh gak lucu ya, ini urin cantik gue.
Bidan : udah dek? Sini urinnya. Loh kok sampe penuh
urinnya di botol (sambil menggeleng kepala)
Mega : bu... saya kenapa? (raut wajah khawatir)
Bidan : sudah tenang saja, nanti kamu tau kok dek.
Silahkan tunggu di tempat tunggu dulu
ya
Mega dan Tata menuju tempat tunggu
Bidan : asisten?
Asisten : iya bu? (menghampiri bidan)
Bidan : silahkan cek urin ini positif hamil atau
tidak (menyodorkan botol urin Mega)
Asisten : baik bu.
Asisten
langsung bergerak menuju laboraturium dan mengecek urin tersebut. 10 menit
kemudian asisten keluar dan membawa selembar kertas berisi hasil laboraturium
Bidan : bagaimana? (menanyakan asisten)
Asisten : positif bu
Bidan : sudah saya duga (sambil menggeleng kepala) silahkan panggil
remaja tadi
Asisten
memanggil Mega kembali untuk memasuki ruangan bidan.
Asisten : Mega iya silahkan masuk
Mega dan Tata
masuk dan duduk kembali diruang bidan dengan perasaan takut
Bidan : (menyodorkan selembar kertas hasil laboraturium) ehem... ini
gimana dek Mega,kok bisa
seperti ini?
Mega :
maksud bu bidan? (sambil membaca kertas tersebut)
Bidan : silahkan dibaca dek. Cerita sama saya coba
Mega :
gak bu, ini salah semua ini gak benar, saya masih kuliah bu ! (meremas kertas lalu
membuangnya dan memeluk Tata)
Tata :
oh Tuhan... ternyata benar (pikirnya polos)
Bidan : dek Mega, bisa cerita sama saya apa yang telah adek lakukan?
Dengan siapa? Kalo itu
semua salah, lalu adek hamil sama siapa? Bisa saya telfonkan pacar adek sekarang
Mega :
tidak bu, saya tidak dengan pacar saya (sambil menangis)
Bidan : lho gak ama pacarmu lalu sama siapa? Siluman?
Mega :
udah bu saya gak kuat, saya minta obat buat ngegugurin bayi ini !
Tata :
astaga Mega ! (terbengong di depan wajah Mega)
Bidan : lho lho lho, gak ada dek. Bayi ini adalah titipan Tuhan, tidak
boleh asal mematikan
bayi mu sendiri dek. Sudah sekarang pulang saja, beritahu kedua orang tuamu.
Mega :
(menangis dan pasrah) yasudah bu termakasih permisi
Bidan : ya sudah, hati-hati dijalan dek
Mega dan Tata
pulang kerumahnya masing-masing
Narator (Sesampainya
dirumah Mega terlihat sering menyendiri dan murung. Setelah beberapa lamanya kedua
orang tuanya mulai curiga terhadap sikap Mega)
Ibu mega : kamu kenapa anakku yang cantik? (tanya ibu)
Mega : (memeluk ibunya) saya hamil bu
Ibu mega : tidak usah aneh aneh kamu nak
(menenangkan Mega)
Narator (Tak disangka
pembicaraan Mega dn Ibunya didengar oleh sang Ayah)
dari depan rumah sang Ayah langsung menghampiri Mega dan ibunya di
kamar
Ayah mega : apa kau bilang nak ! sambil membanting
segelas kopi yang sedang dia
minum)
Mega : (menangis nangis) mega hamil yah ! (sambil
mnengelus2 perutnya yang semakin
terlihat buncit)
Ayah mega : dasar anak tak tau diri ! mau ditaruh
mana harga diri ayah nak sebagai ketua RT ! (sambil menjewer telinga
Mega)
Mega : ampun yah ampun (menangis nangis)
Ibu mega : sudah yah sudah (ikut menangis
melepaskan jeweran dari telinga sang ayah)
Ayah mega : arghhh (melepaskan jeweran lalu
menghempaskan kedua tangannya) lalu
apa yang harus kita perbuat bu? (penuh emosi)
Ibu mega : kita cek ulang apakah benar Mega
positif hamil atau tidak. Ibu yakin ini
hanya Mega yang semakin gemuk. (yakinkan ibu terhadap sang
ayah)
Ayah mega : baiklah, sekarang kita langsung ke rumah
praktik bidan Sri Wijayani, bidan terpecaya di kota ini.
Narator (Mega, ayah mega serta ibu mega bergagas menuju rumah praktik bidan
Sri Wulandari, rumah praktik bidan yang sama saat Mega periksa kemarin)
(sesampainya di
rumah praktik bidan tersebut, kebetulan hanya ada satu pasien yang mengantri,
jadi Mega langsung masuk kedalam ruang bidan)
Bidan : lho, Mega yah? (menyapa kedatangan mereka)
Mega : iya bu bidan(jawab mega tersipu malu)
Ayah mega : bu, silahkan anak saya bisa di cek urinnya, apakah positif
hamil atau tidak.(ucapan ayah tanpa basa basi
karena sangat emosinya)
Bidan : loh kemarin Mega sudah saya cek dan hasilnya positif hamil pak,
bu.
Ibu mega : loh mana bisa seperti itu bu? Anak saya anak baik baik loh
calon sarjana terbaik (tantang bu bidan)
Bidan : jika bapak dan ibu tidak percaya silahkan tanya sendiri terhadap
putri kalian
Ayah mega :apakah benar meg? (sentak sang ayah)
Mega :
(terdiam sejenak lalu menangis) bisa dicek lagi pak bu
Bidan : oh iya dek akan saya cek kembali. Asisten, tolong ambilkan botol
urin
Asisten : baik bu(menyodorkan botol urin kepada Mega)
Narator( Mega langsung menuju kamar mandi. Dan mengisi botol tersebut
dengan urin secukupnya)
Mega :
ini bu urinnya (menyerahkan urin kepada bidan)
Bidan : silahkan tunggu sebentar, saya akan mengecek urin Mega
Narator (sang
bidan ditemani asisten bidan untuk mengecek urin tersebut)
Tata :
assalamualaikum pak,bu, meg. (sambil bersalaman)
Ayah mega : gimana tata tau apa yang terjadi sama Mega? (tanya ayah
terhadap Tata)
Tata :
eeee.. anu pak... (menjawab dengan gagak)
Datanglah bidan
dan asistennya
Tata :
itu pak, ada bidan (sambil menutup mulutnya karena tidak jadi menjawab pertanyaan ayah Mega)
Bidan : silahkan bisa dilihat sendiri pak bu hasilnya.
Ayah dan ibu
Mega membuka kertas hasil laboratorium.
Ibu mega : astaghfirulloh nak... dengan siapa kamu melakukan
perbuatan keji itu nak
(menangis)
Ayah mega : sudah, sekarang telfon pacarmu sekarang
Mega
meninggalkan mereka dan keluar dari ruangan tersebut untuk menelfon pacarnya si
Arga
Mega :
hallo sayang, bisa ke tempat bidan Sri nggak? (sambil menangis)
Arga :
iya sayang, kamu kenapa kok nangis, nanti cantiknya hilang loh (meledek sang kekasih)
Mega :
yang, aku hamil.
Arga :
apahhh??? (terkejut) padahal kan aku belum menyentuhmu ! baiklah aku akan kesana segera
(mematikan telefon)
Narator (saat kembali menuju ruang bidan tiba-tiba Mega terjatuh)
Pasien : astaga mbak, bangun mbak (menggoyangkan tubuh Mega)
Lalu pasien
tersebut segera menuju ruang bidan
Pasien : bu, pak. Itu anak ibu jatuh didepan dan mengeluarkan darah.
Sepertinya dia mengalami pendarahan
Ibu mega : astaga anakku.
Semua orang
berlari untuk membawa Mega ke ruang IGD.
Saat mereka
menggotong Mega ke IGD, tetangga Mega, Arga dan keluarganya datang
Ibu arga : astaga, Mega kenapa itu kok berdarah
Bidan : nanti bu penjelasannya, ayok bawa Mega ke IGD secepatnya. Mungkin
Mega mengalami kontraksi
(jawab sang bidan)
Semua orang
berada didalam ruangan IGD tersebut.
Ayah mega : sebenarnya apa yang terjadi pada anakku. Arga harus tanggung
jawab atas
semua ini
Tetangga Mega : tidak pak, semua yang melakukan ini bukan Arga.
Melainkan bapaknya Arga.
Bidan : sudah sudah jangan ribut di sini, Mega akan segera melahirkan.
Tolong yang berada di
dalam hanya yang berkepentingan
Ayah dan ibu
mega, arga dan ayah arga berada didalam. Yang lainnya diluar
Arga :
loh kok ayah didalam? (tanya kepada Ayahnya)
Ayah Arga : sudah kamu diam saja
Narator (untung
saja Mega melahirkan dengan proses biasa, jadi tidak menambah khawatir semua
orang)
Saat proses
melahirkan tersebut, bidan membantu untuk menuntun Mega mendorong bayi
tersebut.
Arga :
(menggenggam tangan Mega) ayok sayang kamu harus kuat
Mega mengrenyam
kesakitan dan terus mendorong dan akhirnya
Owe.... owe...
owe...
Semua : alhamdulilah...
Semua yang
berada diluar masuk kedalam ruang IGD tersebut
Ibu arga : tolong ya, ini harus dipastikan siapa yang akn
bertanggung jawab atas bayi
ini
Tata :
mungkin siluman upps.. (sambil tutup mulut)
Tetangga Mega : saya yakin semua ini adalah Ayah Arga yang melakukan
Bidan : sudah sudah tenang, saya akan cek DNA Arga, Ayah Arga terhadap
bayi ini. Arga, Ayah
arga, mari ikut saya. Asisten tolong urusi Mega ya
Asisten : baik bu
Narator (Arga, ayah Arga dan bayi dibawa ke ruang laboratorium untuk
diambil sampel nya untuk cek DNA)
(setelah
beberapa jam kemudian hasil yang ditunggu tunggu telah tiba)
(Semua
berkumpul di tempat ruang Mega melahirkan)
Bidan : ternyata DNA menunjukan bahwa bapak atas bayi ini adalah... Bapak
Syarifuddin atau Ayah Arga.
Arga :
apa????? (terkejut dan pingsan)
Ayah
Arga : (langsung menggotongnya dan
menidurkannya di kasur) maafkan Ayah nak
Ayah
mega : kurang ajar kamu (menarik
kerah baju Ayah Arga)
Ibu
Mega : sudah pak sudah
(melerainya)
Ayah arga
jongkok, merenung dan sangat menyesal
Ayah arga : maafkan saya (sambil menangis)
Tata :
gini om, tante. Arga sangat tulus mencintai Mega.
Ibu arga : lalu bagaimana?
Arga terbangun.
Arga :
Mega... mega aku sangat menyayangimu (bangun menuju Mega dan memeluknya)
Bidan : Arga mau menikahi Mega?
Semua yang ada
didalam ruangan memandang Arga
Arga :
saya berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh Ayahku. Saya sangat menyayangi Mega
Ayah
Arga : (memeluk Arga) maafkan Ayah
nak
Narator (Semua orang yang berada diruangan itu terharu akan ketulusan
cinta Arga terhadap Mega)
Komentar
Posting Komentar