Langsung ke konten utama

cerpen singkat, "mungkin nanti" Arema oh Arema



Mungkin Nanti
“Heningnya malam tak menyurutkanku untuk menotak atikan handpone androidku” bicaranya dalam hati. Sebut saja Aim itulah panggilannya. Seorang gadis kecil yang belum cukup dewasa namun status yang dimilikinya adalah mahasiswa. Aim tinggal disebuah gubug kecil di daerah perkotakan yang diselimuti pegunungan. Di kos pak Suratno lah Aim tinggal yang beralamat di desa Tanjungsari Ngaliyan, bersama empat belas rekan  kampusnya yang hanya terdapat tiga mahasiswa baru termasuk Aim.
“Iki piye… iki piye… iki piye…” ocehan dari mulut cerewetnya Aim
“Apaan sih im, gak piye piye ko” ledek Osi teman kamar kosnya Aim
Aim hanya terus gelisah dengan fikiran yang tak menentu. Seakan-akan menjelma bagai kunang tak bercahaya dikegelapan langit. Satu kedip, dua kedip, tiga kedip. Perlahan bulu mata indah yang mengelilingi kelopak matanya tertutup. Tak disadarkann bahwa dia terlelap terbawa kegelisahan malam.
Telolet…Telolet…Jreng… Jreng… alarm pukul 05:30 segeralah sebuah jari menyaut handpone jadul dan mematikannya.
“Jam berapa Os?” Tanya Aim dengan mata yang masih terpejam rapat
“Jamnya masih sama kayak kemarin” jawab remeh Osi
“Gue lempar bantal lu” canda Aim dengan tertawa kecil
“Jam 05.30” jawab Osi dengan nada santai
            Segeralah Aim bergagas wudhu dan solat Subuh. Hari ini adalah hari kamis dimana hanya ada dua mata kuliah.
            Pertama, kuliah falsafah adalah mata kuliah yang mengantukan. Tak segan segan Aim beserta beberapa rekan kelasnya mengangguk-nganggukan kepala karena terlalu berat untuk menahan ngantuk.
            Seusai mata kuliah falsafah, tibalah saatnya Aim, Harum, Ulil dan ima mempresentasikan buku hasil karya dosen killer yang sangat ditakuti.
“Kamu udan belajar ya rum?” tanya Aim kepada Harum rekan kelompknya
“Lumayan si dikit-dikit” jawab Harum agak ragu
“Kamu si ma? Udah belajar baca lagi?” tanya Aim ke Ima
“Alhamduillah tadi malam sampai jam 12.00 aku baca lagi” jawab santai Ima
“Kamu si lil? Udah baca?” Tanya Aim dengan perasaan resah
“Aku belum belajar si, tapi aku udah buat skema yang aku presentasikan” jawab lega Ulil
            “Kopong… kopong…” batin Aim terhadap semua jawaban rekan kelompoknya. “Mau gimana nih aku presentasi kali ini. Mana dosennya killer lagi. Mati.. mati deh kali ini Aku”. “Apes banget sih kali ini aku, mana belum pasti lagi besok jadi di Solo atau Sidoarjo.
Semoga Solo ya Allah. Aku kangen banget dengan suasana itu” pinta Aim dalam hati, seakan melupakan bahwa kali ini dia akan presentasi sejarah islam.
“Dor.. jangan ngelamun Im. Ayok baca bukumu buat presentasi” kata semangat dari Bejo untuk Aim
            Detik demi detik menit menit tak ujung dating sang dosen killer sejaran islam. “Aim ayok semangat katanya mau Nribun, besok di Solo loh Arema mu main” kata semangat Aim dari dalam hati. “Yah Nribun pokoke” girang Hati Aim
            Tak lama dari itu, datanglah dosen sejaran islam. Kelompok Aim terlihat muraam dengan kedatangan sosok tersebut. Segeralah mereka mempresentasikan didepan rekan kelasnya.
            Tak disangka Aim mempresentasikan dengan sangat rapi, seeakan-akan Aim telah menguasai seisi buku. Bahkan menjawab semua pertanyaan rekan kelasnya.
“Wah Aim hebat tadi malem belajarnya khusu’ ya?” ledek Mega saat pulang dari kampus
“Enggak ah Meg” jawab santai Aim
            Sesampai di kos kamar, Aim terlihat sangat ceria, seakan-akan bibirnya tak henti untuk tersenyum.
“Gila lo Im senyum-senyum sendiri kaya kesurupan aja haha” ledek Osi
“Enak aja lo, sehat wal afiat nih gue jawab Aim ambil menyodorkan jenong-nya
“Lalu kenapa lo senyum-senyum sendiri?” Tanya Osi penasaran
“Yah kepo lo, tadi gue presentasi lancar banget. Aman pokoknya deh adari dosen killer itu, lo tau gak gara-gara apa?” Tanya Aim supaya Osi menebak
“Gak tau” jawab Osi datar
 “Gue mbayangin Arema main di Solo, gila gue udah kangen banget jingkrak-jingkrak di Tribun, kangen banget sama suasana itu” jawab Aim sanagat berharap
“Awas loh jangan-jangan mainnya di Sidoarjo, kan Sidoarjo jauh banget” ledek Osi
“Arghh gak bisa diajak kompromi lo ah” sebel Aim
            Aim kembali mngutak-atik handpone-nya untk mencari informasi Clup sepakbola-nya main di Solo ataukah di Sidoarjo.
Aim Aremanita           :  Mas besok Arema kita main dimana?
Leone Famiglia           : Kayaknya jadi di Solo mbak
Aim Aremanita           : Oke mas, saya ikut
Leone Famiglia           : Ya mbak, biaya @130k sudah sama makan sekali. Terakhir besok hari jumat.
Aim Aremanita           : Iya mas nanti saya transfer
Leone Famiglia           : Oke mbak. Info selanjutnya nanti saya kabarkan
Aim Aremanita           : Siap mas
            Chat Aim bersama ketua aremania di daerah kampus. Melayang diatas badai seakan tak akan mendarat. Itulah perasaan yang sedang dirasakan oleh Aim
“Os, nanti malam temenin aku ke ATM yuk, aku mau jingkrak jingkrak di Tribun nih besok sabtu” rayu Aim
“Paling gak jadi di Solo” ledek Osi
“Ih apaan si lo Os” sebal Aim
            Malam  ini tak seperti malam-malam sebelumnya. Aim yang terlihat musam, malam ini telihat sangat ceria. Malam jumat adalah malamnya Aim untuk membaca yasin dan membayangkan alangkah girangnya suasana tribun
            Kami Arema salam satu jiwa di Indonesia kan slalu ada slalu bersama untuk kemenangan kami Arema. Berulang kali lagu supporter itu dinyayikan oleh Aim
“Hujan Im, jadi ke ATM?” Tanya Osi
“Iya ih, nanti aku Tanya ke ketua dulu” jawab Aim
            Selang beberapa menit, Aim membentangkan selimutnya yang hangat ke sekujur tubuhnya
“Gak jadi ke ATM?” Tanya Osi
“Kagak, besok malam aja katanya” jawab Aim
            Malam telah larut, bulan dan bintang tak menemani langit yang hitam. Hanya tetesan hujan yang menemani dikeheningan malam itu.
            Jumat pagi yang cerah seiring dengan raut wajah Aim yang cerah. Aim menikmati hari Jumat dengan kegembiraan. Seakan-akan hanya raganya yang di tempat, nyawanya sudah terbang ke Solo untuk mendukung tim kebanggaannya yaitu Arema.
“Aku prepare kapan yak” fikir Aim dalam hati
“Ehh kamu mau nribun yak im?” Tanya Luki ke kamar kosku
“Iya nih luk” jawab Aim dengan senyum manja
“Kenapa pake acara nribun segala si im? Emangnya penting?” Tanya Luki
“Hem kalo jawabanku sendiri, nribun itu ibarat sebuah budaya. Nribun juga adalah sebuah tradisi turun temurun sejak dulu.coba lo bayangin kalo lagi main sepakbola tidak ada supporternya, sepi banget tu tribun. Tribun apa kuburan.” Jawab Aim dengan penuh penghayatan
“Jiah ceramah nih” ledek luki
“My Tribun My Adventure” ledek Aim
            Larutnya malam, Aim segera menyiapkan atribut sebagai perlengkapan guna nribun hari esok
“Boneka Singa udah, Syal udah, Topi udah, Ongkos udah, oke deh siap semua” girang Aim
“Cieh yang mau Nribun” ledek Osi
Leone Famiglia           : Diumumkan kepada seluruh tour Solo kali ini           dibatalkan. Arema Cronus vs Bhayangkara Surabaya United akan diselenggarakan di Sidoarjo. Mohon maaf yang sudah mendaftar. Mungkin lain kali.
            Melihat chat tersebut, Aim kecewa setengah mati. Apa yang telah dia bayang-bayangkan dia angan-angankan telah sirna diterjang badai tak berdosa.
Tidak begitu gelap, Aim menutup matanya dengan penuh kekecewaan.
            Dibalik semua itu, Aim menyadari bahwa tidak semua harus didapatkan, iya mungkin bukan waktunya sekarang untuk bisa mendukung tim kesayangannya. Mungkin nanti, esok atau lusa. Dan Aim mencoba tersenyum dalam mimpinya.
            Sebuah kebudayaan yang dilakukan oleh kelompok pencinta bola, tidak semua supporter anarkis, rasis. Kami hanya berusaha menjadi supporter fanatik yang berkode etik.
            Pada malam tim kebanggaannya main, dengan bangga Aim menggunakan atribut kesayangannya didepan layar tv. Hanya do’alah yang dapat membantu tim kesayangannya untuk menjadi juara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah tartib al ayat wa tartib as suwar

BAB 1 PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Al- Q ur’an merupakan kitab suci umat islam yang sangat mulia. Kitab yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun, sebagai pedoman umat islam di penjuru dunia, karena al-qur’an memiliki banyak keistimewaa. Selain daripada itu dalam proses penyusunan al-Qur’an disusun secara bertahap, yaitu dimulai dari nabi Muhammad saw, hingga pada masa Utsman bin Affan yng berhasil mengumpulkan al-Qur’an sehingga menjadi mushaf al-qur’an, dimana al-qur’an yang hadir dihadapan dan sering kita baca adalah mushaf dari rasm usman yang telah disetujui oleh jumhur ulama sebagai mushaf yang tertib ayat dan surahnya berdasarkan apa yang ada pada masa Rosullulloh., tetapi banyak penyusunan surah dalam al- Q ur’an yang menimbulkan perbedaan dan memberikan kedudukan dalam setiap surah. Namun ada pula beberapa ulama yang berpendapat lain tentang susunan surah dalam mushaf ustman...

contoh script radio MBS Fm

Script MBS Fm Assalamualaikum ww “Ciptakan langkah baru menuju sukses MBS Fm 107.8 alternatif radio semarang” Sugeng enjang… sobakhul khoir… good morning… selamat pagi para penerus bangsa// Kali ini saya/ panggil aja Aim/ siap menemani sahabat MBS selama satu jam kedepan// Oke gengs masih pagi nih/ udaranya masih seger banget/ asih nih kalo ngopi-ngopi makan gorengan sambil dengerin Aim siaran/ ceyilehh kayak jaman dahulu kala tuhh im hehe… ya ndak toh ya… radio MBS tuh beda sama yang lain/ radio MBS tuh selalu update/ gak norak/ apalagi kalo penyiarnya Aim/ ahaydee… nih yang lagi aktifitas selamat beraktifitas yah/ yang masih dibalik selimut buruan gabung sama Aim di MBS/ cussss biar semangat lo untuk hidup tuh ada hihi… Sahabat MBS kali ini yang mau pesen pesen lagu tuh khusus dangdut ya/ inget dangdut loh… dan tema kali ini adalah “Kerinduan”/ jiahhh yang la gi rindu rinduan nihh bisa sms aja ke 081 111 222 333 Aim ulangi 081 111 222 333 bisa curhat curhat sama A...

Sejarah masuknya Islam di desa Lerepkebumen, kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen provinsi Jawa tengah

Sejarah masuknya Islam di Desa Lerepkebumen, kecamatan Poncowarno, kabupaten Kebumen berawal dari seseorang yang kita kenal sebagai seorang ulama, wali atau bisa kita sebut orang besar bernama Maulana Zulfikar. Kedatangan Maulana Zulfikar tersebut bersamaan dengan periode Maulana Yusuf yang berdakwah didaerah Bandung Seruni yang dekat dengan daerah Lerepkebumen. Sebenarnya sebelum adanya Maulana Zulfikar ini, diduga sudah ada seseorang yang bernama Jantaka yaitu seorang panglima   yang akan menuju keraton Jogjakarta menggunakan kuda. Namun diperjalanan yaitu didesa Lerepkebumen panglima tersebut dibegal dan akhirnya wafat   dan dimakamkan dipemakaman desa Lerepkebumen. Namun alih demi alih diperkirakan panglima tersebut muslim ternyata kedalihan tersebut sedikit diragukan pada saat sekarang, karena ada suatu penalaran bahwa panglima tersebut nonmuslim. Warga desa Lerepkebumen pun ikut menyertakan nama Jantaka (Panglima) didalam doa dan tahlil karena mengira panglima terseb...